Kami akan memberitahukan bagaimana sifat orang-orang yang sudah terkena fitnah harta. Diantara cirinya adalah mereka bersikap aniaya ketika berlebih, merasa senang ketika makmur, dan lalai untuk mensyukuri nikmat. Mereka juga akan merasa putus asa ketika sedang sengsara, tidak sabar ketika menerima balak dan tidak pernah ridha terhadap takdir Allah.
Mereka juga sangat membenci kemelaratan dan enggan untuk jatuh miskin. Mereka lebih senang menimbun harta karena takut fakir, padahal yang seperti itu adalah bentuk berburuk sangka kepada Allah dan tidak yakin kepada anugerah-Nya, sikap seperti ini cukup mendatangkan dosa yang amat besar.
Mengapa masih juga mengumpulkan harta untuk kenikmatan dan syahwat duniawi, padahal Rasulullah saw, telah bersabda, "Umatku yang paling buruk adalah orang-orang yang mengkonsumsi makanan enak, mengenakan berbagai macam busana dan banyak sekali omongnya." (As-Suyuthi menyandarkan riwayat ini kepada Ibnu Abid-Dunya dalam pembahasan Dzammud-Dunya)
Pada hari kiamat nanti pasti akan datang sebuah kaum yang sedang mencari amal kebaikan mereka. Lantas dikatakan kepada mereka semua, "Kalian telah menghilangkan kebaikan kalian selama masih hidup didunia. Kalian telah menggunakannya untuk bersenang-senang."
Sebenarnya kalian telah berada dalam kelalaian. oleh karena itu kalian tidak akan merasakan kenikmatan akhirat karena telah merasakan kenikmatan dunia. Hal ini benar-benar sebuah
kerugian yang sangat nyata.
Mungkin kalian lebih senang tinggal di dunia dari pada berpindah ke haribaan Allah. Kalian tidak suka jika berjumpa dengan Allah, maka Allah pun tidak akan suka bertemu dengan kalian. Rasulullah bersabda, "Barang siapa menyesali (hilangnya) dunia lantas dunia itu (kembali) mendekatinya, maka dia telah mendekati neraka selama setahun perjalanan." (HR. Ibnu Abid-Dunya dalam Dzammud Dunya).
Boleh jadi kalian meninggalkan agama hanya untuk memenuhi hasrat dunia. Kalian lebih suka mendapatkan materi duniawi, dan hati kalian pun di penuhi dengan perasaan bahagia. Padahal Rasulullah bersabda, "Barang siapa mencintai dunia dan di buat bahagia dengannya, maka rasa takut akan akhirat akan hilang dari hatinya." (Disebut oleh Al-Ghazali dalam Al Ihya')
Ada sebagian ahli ilmu berkata, "Sesungguhnya kalian pasti akan menghitung-hitung jatah dunia kalian yang terlewatkan. Bahkan jika mampu kalian juga akan menghitung-hitung kebahagiaan dunia. Barang siapa mencintai dunia dan di buat tergila-gila dengannya, maka akan hilang rasa takut terhadap akhirat dari dalam hatinya. Jika kalian merasa senang dengan dunia kalian, maka kalian tidak lagi memiliki rasa takut kepada Allah"
Mungkin kalian jauh lebih memperhatikan urusan dunia dari pada urusan akhirat, bahkan mungkin kalian akan merasa mendapatkan musibah jika jatah dunia kalian berkurang. Kalian lebih ketakutan kalau kehilangan harta dari pada berbuat dosa. Kalian rela mengorbankan harta demi meraih ketenaran dan pangkat dunia. Kalian lebih mengutamakan ridha makhluk dari pada ridha Allah sehingga mendapatkan murka-Nya.
Sepertinya hinaan Allah kepada kalian pada hari kiamat nanti, dianggap lebih enteng dari pada celaan manusia selama di dunia. Kalian menyembunyikan keburukan dari sesama manusia, namun dengan tanpa malu mempertontonkan kedurhakaan di hadapan Allah. Sepertinya terbongkarnya keburukan di hadapan Allah lebih enteng bagi kalian, dari pada terbongkarnya kedok buruk di hadapan manusia, Maha Tinggi Allah dari anggapan yang sangat bodoh itu.
Di kalangan para sufi, mereka lebih bersifat zuhud terhadap sesuatu yang di halalkan oleh Allah dari pada zuhud kalian dari yang di haramkan Allah. Kalian santai-santai saja setelah mengerjakan dosa-dosa besar, padahal mereka merasa sangat berdosa setelah mengerjakan dosa kecil, bahkan penyesalannya melebihi penyesalan kalian setelah berbuat dosa besar.
Andai saja kalian membersihkan harta kalian dari yang haram sebagaimana mereka membersihkan harta mereka dari yang syubhat. Andai saja kalian menghentikan perbuatan buruk kalian sebagaimana mereka merindukan untuk berbuat baik. Andai saja puasa kalian sebanyak jumlah hari mereka tidak berpuasa. Andai saja lama ibadah kalian sebanyak lama mereka beristirahat, dan andai saja kualitas seluruh amal baik kalian seperti kualitas satu amal baik mereka.
Subhaanallah, begitu jauh perbandingan antara kedua kelompok tersebut. Kelompok yang satu akan bersama dengan para sahabat untuk berada di tempat terhormat di sisi Allah, dan kelompok yang satu lagi akan berada di tempat yang lebih rendah. Sungguh beruntung sekali jika Allah memberikan ampunan kepada kita semua. Amin!
1 komentar:
insya ALLAH.
sedikit demi sedikit bisa memahami hal yang seperti itu.amin.
Posting Komentar